Sejarah dan Pengertian Sistem Pertanian Berkelanjutan
Ilmupedia.web.id - Revolusi
industri telah melahirkan beragam teknologi modern yang membuat hampir
semua yang bisa dilakukan manusia menjadi lebih cepat. Berkembangnya
teknologi industri juga merambah ke bidang pertanian dengan ditemukannya
beragam pupuk organik, pestisida, dan mesin-mesin untuk mekanisasi
pertanian. Dilihat dari satu sudut pandang dan dari satu dimensi waktu,
penemuan teknologi di bidang pertanian tersebut telah mampu meningkatkan
produktivitas lahan secara signifikan. Secara agroindustri, kenaikan
produksi pertanian per satuan waktu juga memberikan keuntungan yang
lebih besar. Akan tetapi, ketika dilihat dari sisi dan dimensi waktu
yang lain, penggunaan teknologi pertanian yang dikatakan modern tersebut
telah membawa dampak negatif yang tidak sedikit tingkat kerugian yang
ditimbulkannya.
Penggunaan
pupuk anorganik memang mampu menaikkan produksi per satuan luas per
satuan waktu dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, pupuk tersebut
membuat struktur tanah menjadi lebih padat yang berakibat pada
berkurangnya kemampuan tanah dalam menahan air, dan kesulitan dalam
ditembus akar. Secara kimia, tanah akan menjadi lebih asam yang
menyebabkan tanah menjadi kaya akan Fe dan Al yang akan meracuni
tanaman. Akibatnya, pertumbuhan maksimal yang diharapkan malah menjadi
gangguan pertumbuhan yang menyebabkan hasil tanaman berkurang.
Penggunaan
pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang juga memuat ketidak
seimbangan dalam ekosistem pertaian. Selain banyak hewan bukan sasaran
yang mati karena penggunaan pestisida berlebihan, penggunaan pestisida
telah membuat hama menjadi semakin resisten terhadap pestisida sehinga
untuk mengendalikannya diperlukan dosis pestisida yang lebih banyak
lagi. Semakin banyak pestisida yang diaplikasikan semakin banyak pula
akumulasinya di lapangan yang pada akhirnya juga dapat merusak ekologi
dan mengganggu kesehatan manusia.
Berdasarkan
alasan-alasan tersebut dan beberapa alasan yang lainnya, kemudian mulai
muncul konsep pertanian lingkungan. Dalam konsep pertanian lingkungan,
bahan kimia tidak serta merta ditinggalkan. Yang dilakukan hanyalah
mengkombinasikan antara pertanian kimia dengan pertanian biologi dalam
mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Seiring berjalnnya waktu,
kesadaran akan pertanian yang dramah lingkungan semakin tinggi yang
dapat dilihat dari munculnya asosiasi-asosiasi pertanian organi seperti
IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement).
Pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) dipakai pertama kali oleh pakar
FAO sebagai sinonim dari agroekosistem. Agroekosistem merupakan
modifikasi ekosistem alamiah ekosistem alamiah dengan dengan sentuhan
campur tangan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, serat, dan kayu
untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia. Pada tahun yang sama
istilah agroekosistem didefinisikan sebagai upaya untuk memadukan
produktivitas, stabilitas, dan pemerataan.
Pada
dasarnya, sustainable mengandung dua makna besar yaitu maintenance dan
prolong. Artinya suatu sistem pertanian yang mampu menjaga atau merawat
dalam jangka waktu yang panjang. Manjaga atau merawat di sini adalah
mamapu memberikan hasil yang tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama,
bukan seperti saat ini dimana hasil tinggi ketika awal pemberian input,
baru setelah itu hasilnya merosot dengan tajam,
Menurut
Nasution (1995) pertanian berkelanjutan adalah kegiatan pertanian yang
memaksimalkan manfaat sosial dan pengelolaan sumber daya biologis dengan
syarat memelihara produktivitas dan efisiensi produksi komoditas
pertanian, memelihara kualitas lingkungan hidup, dan produktivitas
sumber daya sepanjang masa. Menurut Reintjes (1999), pertanian
berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya pertanian untuk memenuhi
perubahan kebutuhan manusia sambil mempertahankan atau meingkatkan
kualitas leingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
Jadi,
pada intinya, pertanian berkelanjutan bukanlah merupakan suatu
teknologi yang benar-benar baru. Pertanian berkelanjutan lebih mengarah
kepada sistem pertanian awal dimana masih menggunakan cara-cara yang
tradisionol seperti penggunaan bahan-bahan organik untuk pemupukan.
Pertanian berkelanjutan hanya merupakan reaktualisasi dari sistem
pertanian yang lestari.
Refferensi:
Nasution,
L.I. 1995. Pertanian Berkelanjutan dalam Kaitannya dengan Kegiatan
Pendidikan Tinggi Pertanian. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Salikin, K.A. 3003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah dan Pengertian Sistem Pertanian Berkelanjutan"
Posting Komentar