Pengertian dan Batasan Lahan Rawa Lebak
Ilmupedia.web.id - Secara
istilah, rawa lebak berasal dari bahasa jawa lebak yang berarti lembah
atau dataran yang rendah. Akan tetapi, secara umum, rawa lebak merupakan
suatu daratan yang seriap tahunnya mengalami genangan minimal selama
tiga bulan dengan genangan minimal 50 cm. rawa lebak juga disebut dengan
istilah rawa pedalaman karena kedudukannya yang menjorok jauh dari
muara laut atau sungai. Lahan rawa lebak sendiri adalah rawa lebak yang
sudah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, atau
segala hal yang sudah mendapat campur tangan manusia.
Pada
musim hujan, rawa lebak menjadi tergenang karena mendapat luapan dari
sungai besar di sekitarnya, berada pada suatu cekungan dan juga memiliki
pengatusan atau drainase yang buruk. Genangan pada rawa lebak biasanya
berlangsung stagnan dan akan sangat sulit untuk mengalir. Pada musim
kemarau, genangan pada rawa lebak menjadi hilang dan rawa menjadi
kering. Pada saat itulah biasanya rawa lebak dimanfaatkan untuk bidang
pertanian.
Lebih
spesifik, rawa lebak adalah suatu wilayah dataran yang cekung yang
dibatasi oleh satu atau dua tanggul sungai atau antara dataran tinggi
dengan tanggul sungai. Bentang lahan pada rawa lebak seperti pada sebuah
mengkuk dengan bagian tengah yang cekung. Pada saat tergenang, bagian
cekungan di tengah memiliki kedalaman yang paling dalam dan semakin ke
tepi akan semakin dangkal. Pada musim hujan genangan akan mencapai 4-7
meter dan kering pada musim kemarau. Akan tetapi, pada teangah rawa yang
berbentuk cekungan, genangan masih akan tetap ada walaupun mungkin
tidak lebih dari 1 meter.
Di
dataran tinggi, lahan rawa lebak terdapat diantara dua bukit. Kondisi
lahan selalu basah dan penuh dengan tumpukan bahan organik karena proses
perombakan bahan organik lebih lambat daripada akumulasi bahan organik
pada lahan tersebut. Bentang alam yang sama dengan rawa lebak tetapi
tidak emngalami genangan disebut dengan rawa labak yang kehilangan
identitas. Pada rawa lebak seperti ini, pertanian malah seperti pada
pertanian tadah hujan (rainfed agriculture).
Rawa
lebak berbeda dengan rawa pasang surut berdasarkan topografi dan juga
periode genangannya. Lahan pasang surut lebih rata kerena mendapat
pengaruh pasang surut. Selain itu, pada lahan pasang surut periode
genangan dapat diprediksi dengan jelas yaitu pada saat bulan baru atau
pada ssat bulan purnama. Gengangan atau banjir merupakan sifat bawaan
rawa lebak karena sebagai ciri hidro ekologi lebak sehingga menjadi
identitas yang membedakan dengan bentang alam yang lain walaupun berada
dalam suatu hamparan yang sama.
Dalam
konteks yang lebih luas, rawa lebak dapat juga disebut dengan istilah
wetland, lowland, peatland, inland, dan deepwater land. Wetland
digunakan untuk menunjukkan bahwa wilayah tersebut basah sepanjang tahun
dengan curah hujan 2000 mm per tahun dan memiliki bulan basah 7-6
bulan. Lowland digunakan untuk menunjukkan bahwa wilayah tersebut
termasuk dataran rendah, seadngkan peatland dugunakan untuk
menggambarkan wlayah tersebut mengandung gambut yang cukup tebal. Inland
dan deep water land digunakan untuk menunjukkan bahwa wilayah tersebut
menjorok ke pedalaman dengan genangan yang terjadi sepanjang tahun.
Bentang
alam yang terdapat pada rawa lebak meliputi wilayah tanggul sungai,
dataran banjir, sampai lahan burit termasuk sebagian wilayah rawa
pedalaman dan rawa belakang. Lahan rawa lebak dapat dipilah menjadi
lebak dangkal, lebak tengahan, lebak dalam dan lebak sangat dalam.
Secara khusus, lebak merupakan dataran banjir, dataran meander (sungai
berkelok-kelok), dan bekas aliran sungai tua.
Dengan
sifat dan ekologi yang menjadi karakteristik rawa lebak, rawa lebak
memiliki banyak potensi yang harus digali khususnya dalam kaitan dengan
pemenuhan kebutuhan pangan. Baik untuk pertanian, perikanan, ataupun
juga untuk peternakan.
Belum ada Komentar untuk "Pengertian dan Batasan Lahan Rawa Lebak"
Posting Komentar