Ilmupedia.web.id - Pengenalan Buah Sawo (Achras sapota)
Sawo
merupakan tanaman endemis yang berada di kawasan tropis Amerika Tengah,
menyebar dari Meksiko hingga Guatemala, Salvador, dan Hounduas Utara.
Dewasa ini, tanaman sawo sudah mulai dan banyak menyebar hampir di
seluruh kawasan tropis (Ashari, 2006). Awalnya, sawo dibudidayakan di
Chili untuk diambil lateksnya. Akan tetapi saat ini, sawo telah
dibudiayakan untuk diambil buahnya yang manis untuk dokonsumsi atau
sekedar untuk hiasan (Samson, 1989).
Buah
berukuran bulat hingga lonjong dengan permukaan kasar dan berwarna
kecoklatan. Daging buah lunak, manis berair, dan berbiji hitam
kecoklatan sebanyak hingga enam buah. Daging buahnya mempunyai tekstur
yang khas, rasanya manis serta aroma yang khas dan segar. Buah sawo
banyak dikonsumsi untuk buah segar dan jarang dimakan dalam bentuk
awetan. Sawo dipetik dalam kondisi yang benar-benar tua karena buah sawo
bersifat nonklimakterik. Akan tetapi, beberapa literature menyebutkan
bahwa sawo termasuk buah klimakterik sehingga dapat dipanen ketika masih
muda dan dapat diperam hingga matang. Buah sawo yang sudah matang
beraroma harum, buahnya menjadi lunak, dan rasanya manis sekali. Buah
sawo mengandung banyak gula atau sebesar 14% yang terdiri atas 7,2
%sukrosa, 3,7 % dekstrosa, dan 3,5 % levulose. Menurut Sunardi (2008),
kandungan yang terdapat dalam sawo antara lain lemak, karbohidrat,
vitamin A, vitamin C,kalsium, zat besi, potassium, dan sodium.
Buah
berasal dari bakal buah. Bunga hanya memiliki satu bakal buah saja.
Dalam satu buah terdapat 3-5 biji. Biasanya biji-biji ini berwarna
hitam. Dinding buah (pericarpium) tebal berdaging dan dapat dibedakan
lapisan-lapisannya, yaitu kulit luar (epicarpium), lapisan paling luar
berwarna coklat, tipis, kasar, kaku seperti kulit; dan kulit tengah
(mesocarpium), tebal berdagingz, bisa dimakan, berair, berwarna coklat
muda sampai coklat kemerahan;. Jika sudah masak buah tidak pecah.
Biji-biji terletak bebas dalam mesocarpium. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa buah Achras zapota merupakan buah sejati, tunggal,
berdaging dan buni
Di
Indonesia, sawo belum banyak diusahakan dalam skala yang luas. Banyak
sentra produksi sawo yang hanya berasal dari pekarangan warga ataupun
dari hutan rakyat. Sentra produksi sawo yang ada di Indonesia
diantaranya adalah Ciamis, Bekasi, Wonogiri, Boyolali, Sleman, Bantul,
dan Buleleng. Kebanyakan tanaman sawo yang dibudidayakan adalah jenis
sawo manila dan sawo apel.
Sawo
dapat tumbuh dengan baik pada kondisi iklim tropis. Sawo cukup bisa
menyesuaikan terhadap berbagai suhu. Akan tetapi suhu yang terlalu panas
akan merusak pertumbuhan sawo. Curah hujan antara 1250-2500 mm per
tahun yang tersebar merata sepanjang tahun. Sawo cukup tahan terhadap
gannguan angin. Sawo masih dapat tumbuh cukup baik sampai ketinggian 900
m di atas permukaan laut, meskipun masih dapat tumbuh sampai ketinggian
2500 m di atas permukaan laut. Sawo tumbuh baik pada tanah alluvial dan
tanah berpasir. Tanah liat masih cukup sesuai asal drainasenya baik.
Sawo cukup tahan terhadap kekeringan. Sawo tumbuh baik pada tanah dengan
kisaran pH tanah antara 6 – 7 (Purnomosidhi et al., 2002).
Karena
masih belum bersifat komersil seutuhnya, kebanyakan perbanyakan tanaman
sawo masih dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji lebih mudah
dilakukan dan memberikan akar dan tajuk yang lebih baik. Akan tetapi,
tanaman yang dikembangkan dengan menggunakan biji baru akan berbuah
ketika berumur 6-10 tahun. Perbanyakan tanaman dengan grafting cenderung
sulit dilakukan karena batang sawo memiliki getah yang cukup banyak.
Sawo
ditanam pada lahan yang memiliki drainase yang baik karena sawo tidak
tahan dengan adanya genangan. Sawo ditanam di lahan dengan jarak tanam
8x8 meter. Sawo diberi pupuk dengan pupuk majemuk NPK 4:7:5 dengan dosis
500 sampai 600 gram per pohon. Pada tanaman yang belum menghasilkan,
pupuk diberikan tiga kali dalam setahun. Pada tanaman yang sudah
menghasilkan, pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada awal
musim hujan dan akhir musim hujan. Pada daerah dengan syarat tumbuh
yang optimal ditambah dengan teknis budidaya yang baik, tanaman sawo
akan menghasilkan buah optimal.
Refferensi:
Ashari, Sumeru. 2006. Bebuahan Tropis Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Samson, J.A. 1989. Tropical Fruits. John Wiley and Sons. Inc., New York.
Sunardi. 2008. Nabi Saja Suka Buah. Aqwamedia, Solo.
Purnomosidhi,
P., Suparman, J. M. Roshetko dan Mulawarman. 2002. Perbanyakan dan
Budidaya Tanaman Buah-Buahan. International Centre for Research in
Agroforestry, Jakarta.
Pengenalan Buah Sawo (Achras sapota)
4/
5
Oleh
Admin