Karakteristik Lahan Rawa Lebak
Karakteristik Lahan Rawa Lebak
Ilmupedia.web.id - Lahan
rawa lebak emmpunyai karakter yang khas., yaitu terdapatnya genangan
air pada periode waktu yang cukup lama. Air yang menggenang tersebut
bukan merupakan akumulasi air pasang, tetapi berasal dari limpasan air
permukaan di wilayah tersebut maupun wilayah sekitarnya karena
topografinya yang lebih rendah. Berdasarkan genangan airnya, lahan lebak
dikelompokan menjadi lebak dangkal, lebak tengahan dan lebak dalam.
Lahan lebak dangkal adalah lahan lebak yang genangan airnya kurang dari
50 cm selama kurang dari 3 bulan. Lahan lebak tengahan adalah lahan
lebak yang genangan airnya 50-100 cm selama 3-6 bulan sedangkan lebak
dalam adalah lahan lebak yang genanangan airnya lebih dari 100 cm selama
lebih dari 6 bulan.
Berdasarkan
lama ketinggian genangan air, lahan rawa lebak dikelompokan mejadi
lebak dangkal, lebak tengahan dan lebak dalam. Lebak dangkal dicirikan
oleh ketinggian genangan air 50 cm, dengan lama genangan < 3 bulan
yang secara analogis dapat disamakan dengan kategori Watun I- Watun II
(istilah di Kalimantan Selatan). Kategori Watun I adalah areal sepanjang
300 depa yang diukur dari tepi rawa dalam hal ini adalah lahan
pekarangan kearah tengah rawa. Satu depa setara dengan 1,7 m sehingga
Watun I merupakan areal sepanjang 510 m kearah tengah rawa, sedangkan
Watun II merupakan areal yang posisinya lebih dalam dari Watun I. Lebak
dangkal mempunyai kesuburan tanah yang cukup baik, karena adanya proses
pengkayaan dari luapan air sungai yang membawa lumpur dari wilayah hulu.
Permasalahan yang perlu diatasi untuk pengembakan tanaman padi :
Musim kemarau :
- Menyurutnya air kadang lambat, kadang cepat, sehingga menyulitkan penentuan saat tanam dan hubungannya dengan kondisi bibit di persemaian.
- Sering terjadi cekaman kekeringan sehingga banyak bulir yang hampa.
Musim hujan:
- Bibit yang baru ditanam rentan terendam
- Pemupukan tidak efektif akibat genangan air
- Serangan hama tikus
Lebak
tengahan dicirikan oleh ketinggian genanga air antara 50 cm- 100 cm
dengan lama genangan 4-6 bulan yang dapat dianalogiskan dengan Watun
III-IV. Masa pertanaman padi pada wilayah ini lebih belakang sekitar
7-15 hari disbanding lebak dangkal. Pada lokasi tertentu dimana
sirkulasi air sangat jelek, maka akan terjadi pemasaman air akibat dari
hasil pembusukan bahan organik yang dikenal sebagai air bacam atau air
bangai, yang ditandai oleh air yang berwarna coklat kehitaman, berbau
busuk yang menyengat, pH sekita 2,5 sehingga dapat mematikan tanaman
budidaya. Permasalahan yang perlu diatasi:
Musim kemarau
- Populasi gulma padat
- Cekaman kekeringan
- Kesuburan tanah sedang
Musim hujan
Genangan
air cukup tinggi bisa mencapai 100 cm, sering terjadi air bangai
sehingga sulit untuk mengembangkan tanaman pada musim hujan.
Lebak
dalam dicirikan oleh ketinggian genangan air di atas 100 cm, dengan
lama genangan lebih dari 6 bulan. Kategori lebak dalam dapat
dianalogikan dengan kategori Watun V yang merupakan areal dengan posisi
lebih dalam dari Watun IV. Pada musim kemarau dengan kondisi iklim yang
normal umumnya wilayah ini masih ada genangan air. Wilayah rawa lebak
dalam sangat jarang digunakan untuk budidaya pertanaman, kecuali pada
musim kering yang panjang akibat adanya anomali iklim seperti El-Nino.
Pada kondisi demikian beberapa wilayah memang potensial untuk perluasan
areal tanaman padi kecuali yang gambutnya tebal > 1m.
Belum ada Komentar untuk "Karakteristik Lahan Rawa Lebak"
Posting Komentar