Dampak Defisiensi Hara pada Tanaman Karet
Ilmupedia.web.id - Unsur
hara, baik yang bersifat mikro ataupun makro, esensial ataupu non
esensial, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu
tanaman. Setiap hara memiliki fungsi yang berbeda-beda terhadap
tanaman. Ada yang fungsi dominan ketika berada pada fase vegetatif, ada
juga yang berfungsi optimal ketika memasuki fase generatif tanaman.
Kekurangan salah satu hara akan menyebabkan tanaman mengalami gangguan
pertumbuhan. Kekeruangan hara dapat diketahui dengan melihat tanda-tanda
yang muncul pada suatu tanaman.
Berikut
adalah contoh tanda-tanda atau dampak yang ditimbulkan ketika tanaman
karet mengalami defisiensi hara (khususnya hara makro):
Nitrogen (N)
- Terjadi klorosis pada tanaman dan tanaman menjadi kerdil.
- Lilit batang menjadi lebih kecil dari keadaan normal
- Daun tua gugur lebih cepat
Klorosis
pada daun disebabkan oleh salah satu fungsi dari N. Pada umumnya,
nitrogen merupakan salah satu unsur penyusun klorofil pada daun.
Kekurangan nitrogen akan menghambat pembentukan zat hijau daun tersebut
sehingga daun akan terlihat tidak terlalu hijau. Nitrogen juga dapat
berupa protein/ ensim pengatur reaksi biokimia yang sangat berperan
dalam pertumbuhan vegetative tanaman. Kekurangan nitrogen menyebabkan
pertumbuhan terganggu dan tanaman menjadi kerdil. Lilit batang yang
lebih kecil disebabkan oleh fungsi nitrogen sebagai unsur esensial dalam
pembesaran dan pembelahan sel. Kekurangan nitrogen akan menghambat
proses pembelahan dan pembesaran sel yang juga berdampak pada kecilnya
ukuran lilit batang tanaman karet. Kecilnya lilit batang juga disebabkan
oleh gangguan dalam fotosintesis sehingga pertumbuhannya juga
terganggu. Kekurangan nitrogen menyebabkan daun tua harus berbagi
nitrogen ke daun muda secara lebih cepat (sifat mobilitas N).
Perpindahan ini memacu terbentuknya absisat pada daun yang lebih tua
sehingga daun yang lebih tua akan gugur terlebih dahulu.
Fosfor (P)
- Bronzing pada daun
- Lilit batang tertiggal
Fosfor
berperan dalam pembentukan membrane sel pada tumbuhan. Di daun,
kekurangan P akan menyebabkan bronzing karena terjadinya kerusakan
organela kloroplas yang disebabkan oleh tidak adanya membrane yang
menjaganya. Lilit batang yang tertinggal lebih disebabkan oleh gangguan
dalam proses fotosintesis sehingga pertumbuhan tanaman juga menjadi
lebih kecil.
Kalium (K)
- Bercak kuning daun berkembang menjadi klorosis
- Lambat dalam regenerasi kulit
- Hasil lateks menurun
Dalam
kaitannya dengan gejala yang ditimbulkan oleh kekurangan K oleh tanaman
karet, K berperan dalam mengaktifkan enzim yang berperan untuk sintesis
pati dan pembuatan ATP dalam proses fotosintesis. Kekurangan K akan
menyebabkan fotosintesis terganggu yang juga berakibat pada berkurangnya
pati yang dihasilkan. Defisiensi K juga akan menghambat proses
translokasi fotosintat dari daun ke bagian tanaman yang lain. Kedua hal
tersebut menyebabkan lambatnya regenerasi kulit karena kulit merupakan
selulosa yang terbentuk dari pati. Bercak kuning pada daun juga
disebabkan oleh berkurangnya kandungan pati dalam daun yang menyebabkan
klorofil di bagian ujung-ujung daun menjadi sulit untuk ditahan.
Berkurangnya hasil lateks lebih disebabkan oleh fungsi K sebagai penjaga
tekanan osmotic sel. Dengan adanya K yang mencukupi, tekanan osmotic
akan seimbang sehingga turgor sel akan tetap tinggi yag juga berpengaruh
terhadap hasil lateks yang dikeluarkan.
Magnesium (Mg)
- Klorosis intereinal
- Defisiensi parah menyebabkan nekrosis
- Hasil lateks menurun
Pada
dasarnya, Mg merupakan bagian dari molekul klorofil yang dapat
mengaktifkan enzim fotosintesis serta respirasi serta diperlukan untuk
sintesa protein. Hasil lateks yang menurun yang disebabkan oleh
kekurangan Mg berbeda dengan yang disebabkan oleh K. pada kekurangan Mg,
fotosintesis dan proses pembentukan pati mejadi terganggu. Terganggunya
proses pembentukan pati menyebabkan berkurangnya hasil lateks karena
lateks terbuat dari sukrosa hasil fotosintesis.
Kalsium (Ca)
- Gangguan meristem akar
- Hasil lateks menurun
Secara
umum, Ca berperan dalam membentuk dinding sel dan melakukan pemanjangan
serta pembelahan sel. Ketidak tersediaan Ca dalam jumlah yang mencukupi
akan menghambat pembelahan dan pemanjangan sel pada meristem akar
tanaman yang pada akhirnya juga berdampak negative terhadap pertumbuhan
akar tanaman karet.
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. The Lowa State University.
Pamungkas, A.S. Persemaian dan Pemeliharaan Tanaman Karet. Pusat Penelitian Karet: Balai Penelitian Getas.
Yuwono,
.N.W. K, Ca, Mg, dan S. Materi Perkuliahan Kesuburan, Pemupukan, dan
Kesehatan Tanah. Fakultes Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Belum ada Komentar untuk "Dampak Defisiensi Hara pada Tanaman Karet"
Posting Komentar