Cara Budidaya Ubi atau Singkong Terbaru
![]() |
PANDUAN BUDIDAYA SINGKONG TERBARU |
Di
lndonesia, ubi kayu, atau singkong (Manihot esculenfa) merupakan
makanan pokok ke tiga setelah padi-padian dan jagung. Sedangkan untuk
konsumsi penduduk dunia, khususnya penduduk negara-negara tropis, tiap
tahun diproduksi sekitar 300 juta ton singkong. Produksi singkong di
lndonesia sebagian besar dihasilkan di Jawa (56,6%), Propinsi Lampung
(20,5%) dan propinsi lain di lndonesia (22,9%).
Permasalahan
umum pada pertanaman singkong adalah produktivitas dan pendapatan yang
rendah. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh belum diterapkannya
teknologi budidaya singkong dengan benar seperti belum dilakukan
pemupukan baik pupuk anorganik maupun organik (pupuk kandang).
Data
statistik menunjukkan terjadi penurunan luas areal singkong sebesar
10,81% pada tahun 2OO4 dan 5,08% pada tahun 2005. Dengan berkurangnya
luas areal tanaman singkong dan meningkatnya kebutuhan bahan baku
singkong untuk industri makanan dan bioetanol sementara produktivitas
singkong masih rendah, maka solusi yang tepat adalah peningkatan
produktivitas per satuan luas. Kerena itu penggunaan sistem tanam double
rowdiharapkan akan menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi
kekurangan bahan baku singkong di masa mendatang.
Bahan Tanaman
Tanaman
singkong sebagian besar dikembangkan secara vegetatif yakni dengan
setek. Jenis bahan tanaman (varietas/klon) singkong yang banyak ditanam
di Lampung antara lain adalah varietas UJ-3 (Thailand), varietas UJ-S
(Cassesad), dan klon-lokal (Barokah, Manado, Klenteng, dan lain-lain).
Varietas UJ-3 banyak ditanam petani karena berumur pendek tetapi kadar
pati yang lebih rendah sehingga menyebabkan tingginya rafaksi (potongan
timbangan) saat penjualan hasil di pabrik. Hasil kajian BPTP Lampung
bahwa penggunaan varietas UJ-S mampu berproduksi tinggi dan memiliki
kadar pati yang tinggi pula.
Beberapa varietas atau klon singkong yang banyak di tanam antara :
Varietas/Klon | Umur (bulan) | Kadar Pati (%) | Produksi (ton/ha) | SistemTanam |
UJ-3 (Thailand) | 8 – 10 | 25 – 30 | 35-40 | Rapat (70×80 cm) |
UJ-5 (Cassesad) | 10 – 12 | 30 – 36 | 45-60 | Double row |
Malang-6 | 9 – 10 | 25 – 35 | 35-38 | Rapat (70×80 cm) |
Barokah (Lokal) | 9 – 10 | 25 – 30 | 35 – 40 | Doble row |
Cara Tanam
Cara
tanaman yang banyak digunakan petani adalah sistem tanam rapat dengan
jarak tanam 70 x 80 cm. Cara tanam ini memiliki banyak kelemahan antara
lain penggunaan bahan tanaman dalam jumlah besar (18.000 tanaman/ha) dan
produktivitas rendah (18-22 ton/ha). Hasil kajian BPTP Lampung
menunjukkan bahwa penggunaan sistem tanam double row dengan variates
UJ-S mampu menghasilkan singkong 50-60 ton/ha.
Adapun cara penanaman singkong sistem double row adalah sebagai berikut :
Penggunaan bibit unggul
Setek
untuk bibit tanaman adalah varietas UJ-S yang diambil dari tanaman yang
berumur lebih dari 8 bulan. Jumlah bibit per hektar dengan sisitem
tanam double row adalah 11.200 tanaman. Panjang setek yang digunakan
adalah 20 cm.
Pengolahan tanah
Tanah
diolah sedalam 25 cm dapat dilakukan dengan mencangkul, membajak dengan
ternak dan traktor. Dibuat guludan atau bedengan dengan jarak ganda
(double row) yaitu 80 cm dan 160 cm.
Sistem tanam
Sistem
atau cara tanam double row adalah membuat baris ganda (double row)
yakni jarak antar barisan 160 cm dan 80 cm, sedangkan jarak di dalam
barisan sama yakni 80 cm. Sehingga jarak tanam singkong baris pertama
(160 cm x 80 cm) dan baris kedua (80 cm x 80 cm). Penjarangan barisan
ini ditujukan agar tanaman lebih banyak mendapatkan sinar matahari untuk
proses fotosintesa, sehingga pembentukan zat pati singkong di umbi
lebih banyak dan ukuran umbi besar-besar.
Selain
itu, diantara barisan berukuran 160 cm dapat ditanami jagung dan
kacang-kacangan untuk meningkatkan pendapatan petani. Keuntungan lain
dari sistem tanam singkong double row adalah jumlah bibit yang digunakan
lebih sedikit yakni 11.200 tanaman dibandingkan dengan sistem tanam
petani biasa dengan jumlah bibit 18.000 tanaman.
Baca Juga:
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Bunga Allamanda
Pemupukan
Dosis
pemupukan an-organik per ha yang dianjurkan adalah : 200 kg Urea + 150
kg SP36 + 100 kg KCI dan 5 ton pupuk kandang. Pada musim tanam
berikutnya dosis pupuk kandang dikurangi menjadi 3 ton/ha. Pemupukan
Urea dilakukan 2 kali yakni pada umur 1 bulan dan 3 bulan, sedangkan
SP36 dan KCI diberikan 1 kali pada umur 1 bulan setelah tanam. Pemberian
pupuk kandang dilakukan pada sekitar perakaran pada umur 2 minggu
setelah tanam.
Pemeliharaan
Penyiangan
pertama dilakukan pada umur 3 minggu sampai 1 bulan setelah tanam.
Penyiangan ini dilakukan secara mekanis dengan menggunakan koret.
Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam
dengan menggunakan herbisida. Penjarangan cabang dilakukan pada umur 1
bulan, dengan jumlah cabang yang dipelihara adalah 2 cabang per tanaman
Belum ada Komentar untuk "Cara Budidaya Ubi atau Singkong Terbaru"
Posting Komentar