Biografi Kolonel Sugiono Pahlawan Revolusi Indonesia
Profil Legkap Sugiono
Nama Lengkap : Sugiyono Mangunwiyoto
Tempat Lahir : Gedaren, Sumbergiri, Ponjong, Gunung Kidul
Tanggal Lahir : Kamis, 12 Agustus 1926
Meninggal : Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965 (umur 39)
Makam : Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta
Zodiac : Leo
Warga Negara : Indonesia
Biografi Legkap Sugiono
Kolonel
Sugiono dilahirkan dengan nama R. Sugiono Mangunwiyoto terlahir pada
12 Agustus 1926 di Gedaren, Sumbergiri, Ponjong, Gunung Kidul. Walaupun
terlahir dari daerah yang dikenal dengan ketertinggalan saat itu dan
minim sumber mata air, namun Sugiono muda tetap memiliki cita-cita yang
tinggi. Biografi Kolonel Sugiono
memberi semangat pada kita tentang pentingnya menatap masa depan lebih
baik dari hari sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh Sugiono dengan
ketekunannya dalam belajar demi meraih cita-citanya menjadi seorang
Guru. Dengan tekun Ia mengikuti pendidikan Sekolah dasar, kemudian
dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama. Guna mewujudkan cita-citanya,
kemudian Ia melanjutkan ke Sekolah Guru Pertama di Wonosari.
Suratan
takdir atas R. Sugiono Mangunwiyoto berbicara lain. Sebelum Ia selesai
dalam pendidikan di sekolah Guru, Tentara Jepang menduduki Tanah Air
dan memberlakukan wajib militer bagi anak-anak muda. Sugiono terpaksa
mengubur impiannya untuk menjadi seorang Guru dan mengikuti pendidikan
sebagai tentara di Pembela Tanah air (PETA). Dalam biografi Kolonel
Sugiono disebutkan, selepas menyelesaikan pendidikan di PETA, Ia
diangkat sebagai Budancho (komandan Peleton) di Wonosari. Selepas masa
proklamasi, Ia tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan
mengawali karir sebagai komandan seksi. Ia diangkat menjadi ajudan
Komandan Brigade 10 di bawah Letnan Kolonel Suharto pada tahun 1947.
Pada
1 Maret 1949 terjadi serangan umum terhadap Yogyakarta pada peristiwa
Agresi Militer II. Ia turut serta dalam keberhasilan pasukan
menghentikan agresi militer II tersebut yang mampu merubah penilaian
dunia internasional terhadap kekuatan RI. Biografi Kolonel Sugiono
menceritakan tentang keikutsertaan beliau dalam Gerakan Operasi Militer
(GOM) III dalam rangka memadamkan pemberontakan KNIL di wilayah
Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Andi Aziz. Berpindah tempat dan
berganti jabatan adalah hal yang lumrah dalam karir militer. Karirnya
terus menanjak, hingga pada bulan Juni tahun 1965 berpangkat Letnan
Kolonel Sugiono dan menjadi Kepala Staf komando Resort Militer (Korem)
072 Kodam VII Diponegoro di Yogyakarta yang sekarang menjadi Kodam IV/
Diponegoro dibawah pimpinan Kolonel Katamso.
Pada Biografi Kolonel Sugiono
dijelaskan, bahwa situasi tahun 1965 sedang terjadi krisis yang
diakibatkan oleh ulah PKI. Terjadi agitasi dan infiltrasi yang dilakukan
PKI baik di tubuh TNI maupun kekuatan politik lainnya. PKI berhasil
melakukan provokasi dan mobilisasi pada petani dan buruh di daerah
seperti Yogyakarta yang menjadi arena percobaan mereka untuk
mempersiapkan pemberontakan. PKI juga mengusulkan kepada pemerintah
untuk mempersenjatai sekitar 15 juta massa buruh dan tani yang mereka
sebut sebagai Angkatan ke-5. Hal ini ditentang habis-habisan oleh
sejumlah Perwira TNI Angkatan Darat, karena bisa memicu perang saudara.
Melihat hal ini, PKI menjadikan para perwira TNI Angkatan Darat sebagai
musuh yang menghambat tujuan mereka.
PKI
benar-benar mempersiapkan pemberontakan secara sistematis, hingga
semua lini pemerintahan dari pusat sampai wilayah terkecil desa maupun
kelurahan tak luput dari penguasaan mereka. Bahkan mereka juga melakukan
penyusupan di tubuh TNI hingga puncaknya mereka melakukan aksi
penculikan terhadap para perwira TNI Angkatan darat sebagai sebuah
rangkaian pemberontakan. Mencuatlah peristiwa G.30 S PKI yang sangat
mencekam dimana para perwira TNI di Jakarta menjadi korban penculikan,
penganiayaan dan pembunuhan oleh para PKI. Termasuk juga di Yogyakarta,
karena getol melakukan perlawanan terhadap PKI, maka Kolonel Sugiono
bersama Komandan Korem 072 yaitu Kolonel Katamso diculik pada 1 Oktober
1965 dan dibunuh oleh PKI di daerah Keuntungan Yogyakarta. Jenazah
mereka dimasukkan ke dalam lubang yang telah dipersiapkan oleh PKI.
Pencarian besar-besaran dilakukan untuk mencari kedua perwira tersebut
hingga Jenazah mereka ditemukan pada 21 Oktober 1965 dalam keadaan
rusak. Pada tanggal 22 Oktober mereka berdua dimakamkan di Taman makam
Pahlawan Semaki Yogyakarta. Dalam biografi Kolonel Sugiono disebutkan,
atas jasanya kepada Negara pangkatnya dinaikkan menjadi Kolonel
Infanteri TNI Anumerta Sugiono dan dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi
berdasarkan SK Presiden RI No.118/KOTI/1965 tertanggal 19 Oktober 1965.
Baca Juga:
Biografi Yos Sudarso Pahlawan Nasional Indonesia
Karir Legkap Sugiono
- Komandan Seksi 1 Kompi 2 Batalyon 10 Resimen 3 di Yogyakarta. Pangkat Letnan Dua.
- Ajudan Komandan Batalyon 30 Resimen 22
- Ajudan Komandan Brigade 10 Divisi III, Letnan Kolonel Suharto
- Perwira Operasi Brigade C di Yogyakarta
- Komandan Kompi 4 Batalyon 411 Brigade C di Purworejo
- Wakil Komandan Batalyon 441 di Semarang. Saat ini pangkatnya sudah Kapten.
- Komandan Batalyon 441/Banteng Raiders III. Pangkatnya sudah Mayor.
- Komandan Komandi Distrik Militer (Kodim) 0718 di Pati.
- Komandan Kodim di Yogyakarta sekaligus Pejabat Sementara Kepala Staf Korem 072. Pangkatnya sudah Letnan Kolonel.
Penghargaan Legkap Sugiono
- Bintang RI II
- Bintang Gerilya
- Bintang Sewindu ABRI
- Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun
- Satya Lencana Perang Kemerdekaan I
- Satya Lencana Perang Kemerdekaan II
- Satya Lencana Gerakan Operasi Militer I
- Satya Lencana Gerakan Operasi Militer II
- Satya Lencana Gerakan Operasi Militer IV
- Satya Lencana Sapta Marga
- Satya Lencana Satya Dharma
- Pahlawan Revolusi
Belum ada Komentar untuk "Biografi Kolonel Sugiono Pahlawan Revolusi Indonesia"
Posting Komentar