Ilmupedia.web.id - Singkong
Gajah adalah singkong yang “berteknologi” dalam arti bahwa tanaman ini
perlu campur tangan manusia dengan “kasih sayang” atau memerlukan
pemeliharaan yang serius. Walaupun tanaman ini mempunyai daya adaptasi
yang tinggi namun kemampuannya bertahan hidup dalam mengahadapi rumput
liar kurang kuat dibandingkan dengan jenis lainnya.
Namun
ketika pemeliharaan dilakukan dengan baik misalnya penggemburan tanah
dengan penyiangan rerumputannya, pemupukan dan penambahan unsur-unsur
hara yang diperlukannya, dan pengurangan daun atau cabang yang kurang
diperlukan. Harus diperhatikan adalah musuh utama tanaman ini yaitu babi
hutan, tikus dan landak.
Pada
dasarnya Singkong Gajah tidak memilih tempat tumbuh, karena dapat
tumbuh dan bertumbuh di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi
namun ia tidak cukup baik di daerah rawa atau terus menerus berair.
Kelebihan dari budidaya Singkong Gajah ini adalah bibitnya mempunyai
kekebalan terhadap hama dan penyakit tanaman. Dalam hal ini umur panen
pun yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan ubi kayu lainnya.
Kandungan
kayunya cukup tinggi sehingga biasa menjadi sasaran dan berakibat
kropos, bahkan mati. Oleh karena itu, bibit tanaman ini sebaliknya
direndam bahan “ anti rayap” atau “ obat perangsang tumbuh “
Petani
singkong tradisional lebih menggutamakan hasil panen pada umbi sebagai
bahan pangan. Dibebrapa tempat, umbi singkong dijadikan bahan baku
bioetanol. Sekarang budidaya singkong bukan lagi terpancang pada umbi
sebagai bahan pangan melainkan sudah mulai ada petani singkong yang
menjual daunnya.
Teknik Dasar Penanaman Singkong Gajah
Jarak
Tanam pada penanaman Singkong Gajah perlu diperhatikan untuk memperoleh
umbi, bibit, dan daun yang maksimal. Keteraturan jarak tanam
menghasilkan keindahan kebun dan juga mempermudah pemeliharaan tanaman
seperti pemupukan, penyiangan, dan pemeliharaan bedeng. Jarak tanam pada
singkong ini berdasarkan hasil penelitian yang di pimpin oleh Prof.
Ristono menunjukan adanya ketergantungan pada tingkat kesuburan tanah.
Pada tanah yang subur justru menghendaki jarak tanaman yang “longgar”
karena keinginan singkong ini untuk keleluasaan membangun umbinya
menjadi panjang , besar serta banyak. Selain itu, percabangan batang
dan pertumbuhan daun dan batang juga akan leluasa bisa mencapai tingkat
kerimbunan yang cukup padat. Keteraturan jarak antar pohon paling tidak
satu meter, bahkan ada pula yagn menanam dengan model jarak satu meter
kali dua meter. Sebaliknya, pada tanah yang tidak subur penanaman dengan
ukuran jarak yang berdekatan walaupun umbi yang diproduksinya menjadi
pendek.
Untuk
memaksilmalkan produk maka tanaman ini menginginkan tumbuh pada tanah
yang digulud atau dibedeng dengan tinggi gundukan sekitar 50 cm dan
lebar bedeng paling tidak 70 cm. Dengan bedeng sirkulasi air yang
diperlukan tumbuhan ini menjadi lebih terjamin karena Singkong Gajah
tidak senang hidup pada genangan air yang berlebihan. Apabila is
terpaksa ditanam secara tumpang sari maka ia adalah tanaman yang dominan
dala memperoleh sinar matahari sedangkan tanaman yang lainnya harus
berada dibawahnya dan umur Singkong Gajah harus lebih tua daripada
tanaman yang “ nebeng “ tersebut. Oleh karena itu untuk tumpang sari
sebaiknya dilakukan secara bersamaan penanaman dengan jenis tanaman yang
dapat mendukung pertumbuhan singkong misalnya kacang tanah, kacang
hijau, atau kedelai.
Teknik
menanam singkong oleh petani di Indonesia bervariasi. Untuk Singkong
Gajah disarankan mengikuti banyaknya mata benih yang yang mungkin dapat
tumbuh menjadi batang tanaman yaitu antara tiga hingga lima mata. Ini
berarti panjang benih dari 10 cm hingga 20 cm. Diameter benih yang
disarankan sekitar 1,5 cm yang diambil baigan yang relatif lebih muda.
Penanaman
Singkong Gajah harus mengacu pada input teknologi berupa bibit tanaman.
Yaitu agar bibit yang ditanam mempunyai keyakinan tinggi dapat hidup
secara baik maka sebaiknya diamati apakah bibit masih segar dengan cara
mengupas kulitnya ( dengan kuku ) apabila masih kelihatan segar maka
bibit tersebut sehat cukup tinggi.
Teknik Dasar Pemeliharaan Tanah
Tanah
yang telah dibuka untuk lahan penanaman singkong ini harus diberi
kesempatan memperoleh sinar matahari yang cukup agar semua baigan
dipermukaan tanah memperoleh oksigen yang diperlukan oleh mikroba tanah.
Penyuburan tanah menggunakan pupuk kandan atau pupuk organic berupa
Bokasi atau kompos memerlukan sekitar 2 ton / hektar. Akan lebih baik
apabila pupuk ini bersamaan dengan proses penggemburan tanah, proses ini
akan lebih cepat dan efisien apabila dibantu dengan input pupuk hayati.
Penggunaan Biotonik yang berkualitas pada awal penanaman diperlukan 2 -
4 liter/hektar yang berati pencampurannya 200 – 400 liter air.
Penambahan pupuk hayati ini perlu diulangi lagi ketika tanaman telah
tumbuh dan berumur 1 bulan dan berikutnya setelah berumur 3 bulan 5
bulan. Pada Awal tanam biasnay tumbuh rumptu pengganggu.
Untuk
menagtasi gangguan ini sebaiknya dilakukan secara manual pada waktu
tanaman umur satu bulan yaitu dengan menggunakan tangan karena tanah
masih lentur dan rumptu juga masih muda dan midah dicabut. Langkah
selanjutnya dilakukan penyiangan secara manual pada umur tanam 2 bulan
dan 4 bulan. Pada singkong umur lebih dari 3 bulan rumput akan otomatis
mati di sekitar pohon karena ternaungi oleh daun singkong yang semakin
rimbun. Hasil penyiangan rumpt secara manual berupa rumput atau serasah
lainnya yang sangat baik untuk bahan pupuk organik. Pada waktu
pemeliharaan tanah secara manual dilakukan, petani juga harus memeriksa
ada tidaknya gangguan hama penyakit dan bahkan serangan hama tikus atau
babii hutan.
Pemberian Pupuk Organik
Kunci
keberhasilan pertanian Sinkogn Gajah terlihat dari pengolahan laha
sejak awal dan pemberian pupuk organic secara teratur. Apabila dirasakan
memang biaya yagn diperlukan cukup tinggi, namun hasil yang diperoleh
tinggi pula. Apabila pemberian pupuk hanya menggunakan pupuk organi dan
pupuk hayati dalam artian tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali maka
umbi yang dihasilkan paling tepat untuk bahan industri pangan rasa
Singkong Gajah yang istimewa.
Penggemburan Tanah
Penggemburan
tanah akan lebih efektif dengan sekaigus menaburkan pupuk organic atau
pupuk kandang sehingga percampuran bahan yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman sedini mungkin telah dilakukan.
Teknik Dasar Pemanenan Singkong Gajah
Dalam
memanen singkong tergantung pada teknik pemanenan dan dalam hal ini
bagaimana keberhasilan mencabut umbi tersebut dari dalam tanah . Pada
tanah yang bersifat liat atau keras biasanya berusaha mencengkram umbi
sehingga banyak yang tertinggal didalam tanah karena putus dan bahkan
apabila tercabut pun dalam keadaan rusak. Oleh karean itu teknik panen
umbi singkong perlu dipelajari. Dengan tanaman berada pada gulud atau
bedng maka proses pemanenan akan lebih mudah karena umbi yang dihasilkan
sebagian besar berada di atas permukaan tanah utama dan gundukan
tersebut relatif gembur. Apabila waktu panen ternyata laha kering atau
keras maka dilakukan penggemburan tanah dengan menyiram tanah denga
pompa air dan dibiarkan selama 1 (satu) malam agar pengemburan samapai
ke ujung umbi/perakaran.
Umur Panen Singkong Gajah
Penegrtian
panen singkong adalah pengambilan hasil dari tanaman singkong tersebut
yang biasanya diutamakan pada pengambilan umbi. Umur tanaman 7-11 bulan
akan menghasilkan umbi segar mencapai 200 ton/ha dengan prediksi
perbatangnya 20kg.
Sumber : Ristono, Prof. Dr. MS & SP, MP Amarullah || Singkong Gajah Berjuang
Budidaya Tanaman Singkong Gajah Yang Baik Lengkap
4/
5
Oleh
Admin