Sejarah Perkembangan Itik Di Indonesia
Ilmupedia.web.id - Itik
merupakan salah satu ternak unggas yang memiliki potensi untuk memenuhi
kebutuhan sumber protein pada makanan manusia. Itik dipelihara terutama
untuk penghasil telur. Namun akhir-akhir ini permintaan akan daging
itik semakin meningkat, terutama sejak peternak menggemukan itik jantan
sebagai itik pedaging dan menjualnya dengan keuntungan yang cukup
memadai. Dibeberapa daerah banyak restoran dan rumah makan yang
menyediakan masakan daging itik seperti itik goreng, itik panggang, sate
itik dan sebagainya. Dengan melihat trend seperti ini, maka sangat
memungkinkan pengembangan itik pedaging sebagai suatu peluang bisnis
yang cukup menjanjikan. Hal ini juga ditunjang dengan semakain
meningkatnya jumlah penggemar daging itik.
Di
Indonesia selama ini jenis itik yang dikhususkan sebagi itik pedaging
adalah itik manila, yang lebih populer dengan nama entog. Jenis itik ini
dalam waktu sepuluh minggu bisa mencapai bobot sampai 3 Kg. Seiiring
dengan meningkatnya permintaan akan daging itik, sejak beberapa tahun
yang lalu di Indonesia mulai dikembangkan peternakan itik pedaging dari
berbagai jenis seperti itik peking, itik serati, dan lain-lain.
Itik
secara nasional berkontribusi dalam penyediaan daging masih rendah
yakni masih berkisar 0,94 %. Namun kebutuhan daging itik terus
meningkat. Kebutuhan daging selama ini masih bertumpu pada sapi dan
ayam. Sehingga beternak itik merupakan peluang bisnis yang sangat
menguntung dan prospektif, karena belum terpenuhinya kebutuhan produk
itik di pasaran oleh para peternak.
Itik
yang di masyarakat lebih dikenal dengan nama bebek (bahasa Jawa) ini
nenek moyangnya merupakan itik liar (Anas moscha) yang berasal dari
Amerika Utara. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, itik liar terus
dijinakkan oleh manusia hingga terbentuklah beragam jenis itik seperti
yang banyak dipelihara saat ni dan selanjutnya lebih dikenal sebagai
itik ternak ( Anas domesticus) dan itik manila/entog ( Anas muscovy).
Bila
dibandingkan dengan jenis unggas lain, penyebaran itik tergolong sangat
luas karena itik dapat hidup normal di daerah subtropis maupun daerah
tropis. Oleh karena itu, tidak menghrankan bila itik liar bisa
berimigrasi sampai ke Afrika Utara dan Asia seperti Indonesia, Malaysia,
Filipina dan Vietnam.
Di
Indonesia, itik pertama kali diperkenalkan oleh orang-orang India pada
abad VII, terutama di wilayah Pulau Jawa. Orang-orang India tersebut
merupakan ahli bangunan yang sengaja didatangkan oleh Raja Syailendra
untuk membangun candi-candi Hindu dan Budha di Ndonesia. Ada yang
mengatakan bahwa motivasi ritual keagamaan yang mendorong mereka
mengembangakan itik di Indonesia. Bukti masih dapat dilihat dalam
berbagai upacara keagamaan yang ada di Bali, yakni itik dijadikan
sebagai salah satu bahan pelengkan sesaji.
Dalam
pustaka sejarah, tercatat bahwa penyebaran ternak itik sangat pesat,
terutama pada jaman keemasan Majapahit yang kemudian menjadi awal
permulaan penyebaran dan pengembangan ternak itik di wilayah lain
Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatera, Sulawesi dan Bali.
Selain angsa India, pemerintah kolonial Belanda juga tercatat memiliki
andil dalam penyebaran itik di Indonesia yakni melalui kuli-kuli kontrak
yang mereka mukimkan di Sumatera pada tahun 1920, khususnya di Daerah
Deli dan Lampung.
Jenis-jenis itik di Indonesia
Di
Indonesia terdapat bermacam-macam jenis itik lokal dengan karakteriskti
khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Sebagai contoh itik tegal,
itik mojosari, itik bali, itik alabio, itik cirebon, itik pegagan, itik
kerinci dan jenis lainnya. Secara umum, itik-itik lokal dikenal sebagai
itik asli Indonesia. Dalam istilah asing itik lokal dikenal dengan nama
Indian runner atau pada jaman penjajahan Belanda dinamakan
indiche-loopend.
Jenis-jenis
itik Indonesia umumnya dikelmpokkan berdasarkan pendekatan produksi
dari keunggulan yang dimiliki masing-masing itik yaitu itik petelur dan
itik pedaging.
Itik
Petelur memiliki keunggulan dalam hasil telurnya sehingga tujuan
utamanya adalah untuk menghasilkan telur. Adapun jenis-jenis itik
petelur adalah: itik alabio, itik bali, itik mojosari, itik tegal, itik
magelang, itik turi, itik cirebon dan itik hibrida. Sedangkan itik
pedaging yang terdapat di Indonesia adalah itik manila (entok), itik
serati, itik peking.
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Perkembangan Itik Di Indonesia"
Posting Komentar