Peluang Bisnis Jeruk Purot
Ilmupedia.web.id - Banyaknya
permintaan suplai jeruk purut, jadi angin segar bagi para pembudidaya
Tanah Air. Bahkan bisa jadi peluang bisnis cukup menjanjikan. Sayangnya,
fenomena ini tak dibaca dengan baik oleh kebanyakan orang. Itu terbukti
dari sering terjadinya kekurangan pasokan jeruk purut dalam negeri,
baik kalangan lokal ataupun untuk produk ekspor.
“Dalam
negeri saja, kita masih kesulitan mencari jeruk purut. Padahal
permintaan tak hanya datang dari dalam negeri. Terlebih, untuk
perusahaan yang bahan produksinya berbahan dasar jeruk purut,”
Sedikitnya
pembudidaya jeruk purut di Tanah Air, karena kurangnya informasi
tentang peluang dan manfaatnya secara umum. Melakukan budidaya jeruk
purut, kata Prambudi, tidaklah sesulit yang dibayangkan. Bahkan ia
mengawali budidaya jeruk purut ini, hanya bermodal dengkul alias tak
banyak modal.
Treatment Dasar
Dalam
proses budidaya jeruk purut, menurut Prambudi, pada dasarnya tak banyak
perbedaan dengan perlakuan jeruk pada umumnya. Penerapan beberapa
treatment yang dapat dilakukan, diantaranya adalah:
1. Pemangkasan Cabang
Selama
proses pemangkasan, ada beberapa faktor yang diperhatikan. Misalnya,
perhitungan keuntungan yang meliputi stabilitas produktifitas tanaman,
kemampuan hidup dan kualitas buah, perkembangan hama dan penyakit
terhambat serta perawatan kebun.
Hal
ini dibarengi juga dengan teknik pemangkasan, yaitu pangkas dasar dan
pangkas pemeliharaan. Untuk pangkas dasar, merupakan pemangkasan yang
dilakukan setelah tinggi tanaman telah melebihi 60 cm. Ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan percabangan dan bentuk pohon yang lebih
baik, agar selanjutnya dapat berproduksi optimal dan memudahkan
perawatan kebun.
Pemotongan
batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian pemilihan dan pemeliharaan
cabang utama merupakan tahapan pemangkasan dasar. Sedangkan untuk
pangkas pemeliharaan, dilakukan bersamaan atau setelah panen. Tujuannya,
untuk menjaga kesehatan, kestabilan produksi dan kualitas buah, serta
untuk peremajaan dan pembentukan profil pohon.
2. Penjarangan Buah
Penjarangan
pada pohon yang mempunyai buah lebat bertujuan untuk memperbaiki
kualitas buah dan kestabilan pada musim panen berikutnya. Artinya, waktu
yang ideal untuk proses penjarangan dilakukan pada saat diameter buah
mencapai 1-2 cm.
3. Syarat Tumbuh
Mengingat,
kelangsungan hidup dan optimalnya produktifitas tanaman bergantung pada
perlakuan tumbuhnya, maka terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan. Misalnya kondisi iklim, media tanam, dan ketinggian
tempat. Untuk iklim, misalnya. Kecepatan angin yang lebih dari 40-48%
akan merontokkan bunga dan buah, sehingga alternatif untuk daerah dengan
intensitas dan kecepatan anginnya lebih dari tingkat standar, sebaiknya
tinggi tanaman penahan angin ditanam berderet tegak lurus dengan arah
angin.
Demikan
halnya dengan penerapan media tanam. Idealnya untuk jeruk purut, tanah
yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan cukup humus,
tata air, dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol juga merupakan
alternatif lain yang cocok untuk budidaya jeruk.
Itu
didukung pula dengan kadar air tanah yang optimal ada pada kedalaman
150–200 cm di bawah permukaan tanah, dimana tanaman jeruk menyukai air
yang mengandung garam sekitar 10%. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan
baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30°. Dalam hal
ketinggian tempat, untuk tanaman jenis jeruk purut ini akan dapat tumbuh
baik di ketinggian 1–400 m dpl.
Proses Tanam
Sebagai
persyaratan benih bibit jeruk purut yang biasa ditanam berasal dari
perbanyakan vegetatif, yaitu berupa penyambungan tunas pucuk, dimana
sistem pembibitan ini biasa ditanam di area pesawahan dan lahan
berlereng. Namun jika ditanam di area perbukitan, dapat menggunakan
alternatif tanam dengan membuat sengkedan.
Sedangkan
untuk lahan yang akan ditanami, sebaiknya dibersihkan dari tanaman lain
atau sisa-sisa tanaman. Untuk ukuran jarak tanam idealnya 6×7 m,
disesuaikan dengan karakter pertumbuhan jeruk purut. Dalam pembuatan
lubang tanam pun membutuhkan teknik khusus, yaitu hanya dapat diterapkan
pada tanah yang belum diolah dalam jangka waktu 2 minggu, dimana tanah
bagian dalam dipisahkan dari lapisan atas (setinggi 25 cm).
“Dengan
aplikasi tanah yang berasal dari lapisan atas dan dicampur pupuk
kandang. Setelah penanaman, tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya.
Demikian halnya dengan bedengan berukuran 1x1x1 m hanya dibuat jika
jeruk purut ditanam di area tanah sawah,” ungkap Prambudi.
Berbeda
dengan tanaman jenis lain, teknik penanaman bibit jeruk dapat ditanam
pada musim hujan atau musim kemarau. Tapi, menurut Prambudi, sebaiknya
ditanam di awal musim hujan. Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan
diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di
sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa, agar tidak menyentuh batang
untuk menghindari kebusukan batang.
Sebagai
alternatif tumpang sari – sebelum tanaman berproduksi – dapat ditanam
tanaman sela, seperti kacang-kacangan atau sayuran. Setelah tajuk saling
menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput atau tanaman legum penutup
tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman
jeruk.
Boks
Analisis Usaha Budidaya
1. Biaya produksi
- Sewa lahan 15 tahun @ Rp 1.000.000 Rp 15.000.000
- Bibit 400 tanaman @ Rp 5.000 Rp 2.000.000
- Pupuk Kandang 67 m2 @ Rp 15.000 Rp 1.005.000
- Pupuk Urea 80 kg @ Rp 5.000 Rp 400.000
- Pupuk SP 65 kg @ Rp 5.000 Rp 325.000
- Pupuk ZK 26 kg @ Rp 5.000 Rp 130.000
- Pupuk Daun 3 liter @ Rp 54.000 Rp 162.000
- Obat dan Pestisida Rp 3.000.000
- Peralatan Rp 500.000 (+)
Jumlah Total Produksi Rp 41.382.000
Keterangan Masa Panen:
1. Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal. Biasanya berumur antara 28–36 minggu dan panen optimal pada tahun ke-3.
2. Perkiraan Produksi, rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun.
3. Perhitungan produksi belum termasuk daun yang juga dapat dimanfaatkan.
Belum ada Komentar untuk "Peluang Bisnis Jeruk Purot"
Posting Komentar