Ilmupedia.web.id - Ransum
atau pakan merupakan salah satu komponen biaya yang terbesar dalam
budidaya hewan unggas hingga 70%. Untuk menekan biaya pakan, kita dapat
menggunakan pakan alternatif yang relatif murah, cukup bergizi, tersedia
cukup banyak dan kontinu di sekitar lokasi kandang, sehingga dapat
menyubstitusi pakan konsentrat. Bahan pakan lokal sebagai sumber pakan
alternatif yang biasa digunakan antara lain; bahan nabati yaitu bahan
pakan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang umumnya mempunyai serat
kasar tinggi seperti dedak atau daun-daunan yang disukai hewan unggas
seperti daun pepaya, bungkil kelapa, bungkil kedele dan bahan pakan asal
kacang-kacangan yang kaya kandungan proteinnya. Untuk meningkatkan
kandungan gizi pakan alternatif tersebut dapat dilakukan fermentasi
dengan menggunakan kapang Aspergillus niger.
Berikut ini adalah beberapa sumber pakan alternatif baik nabati maupun hewani yang dapat diformulasikan dengan bahan lainnya:
a. Sumber Pakan Nabati
1. Dedak halus
Dedak
merupakan bahan yang diperoleh dari limbah penggilingan padi kemudian
dihaluskan yang sudah umum digunakan sebagai bahan campuran makanan
unggas. Dedak halus memiliki kandungan protein berkisar 10,1 % – 13,6 %,
kandungan lemaknya mencapai 13%, dan serat kasarnya kurang lebih 12%.
Penggunaan dedak halus dalam pakan ayam buras tidak dianjurkan melebihi
45%.
2. Jagung
Jagung
merupakan produk pertanian yang telah banyak dimanfaatkan, sebagai
produk pangan maupun pakan ternak. Di Indonesia produksi jagung
terbilang tinggi dengan varietas yang bermacam-macam. Budidaya jagung
banyak tersebar di berbagai kawasan dari Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi
Utara dan Selatan sampai Maluku. Jagung merupakan sumber pakan ternak
berprotein tinggi yang diformulasi dengan bahan-bahan lain menjadi pakan
konvensional berupa pellet, yang telah banyak dipasarkan kepada
peternak lokal maupun sebagai komoditas ekspor. Adanya pakan yang murah,
mudah pengolahannya dan bermutu (gizi) tinggi merupakan peluang bagi
para peternak ayam buras untuk melakukan efesiensi biaya pakan.
3. Bungkil Kelapa
Bungkil
kelapa dihasilkan dari limbah pembuatan minyak kelapa. Bungkil kelapa
dapat digunakan sebagai salah satu penyusun ransum pakan ternak karena
memiliki kandungan protein yang cukup tinggi mencapai 21,5 % dan energi
metabolis 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa memiliki kandungan
lemak yang cukup tinggi mencapai 15%, sehingga mudah rusak
terkontaminasi jamur dan tengik. Oleh karena itu penggunaan bungkil
kelapa dianjurkan tidak melebihi 20% sebagai penyusun ransum. Bungkil
kelapa memiliki warna coklat, coklat tua, dan coklat muda.
4. Singkong
Singkong
adalah tanaman tropis yang banyak tersebar di seluruh Indonesia.
Produksi singkong Indonesia adalah nomer tiga di dunia. Singkong telah
banyak diolah menjadi produk pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Singkong memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternative ayam buras yang
dipelihara secara intensif. Singkong dapat diberikan dalam bentuk
mentah (segar) ataupun setelah melalui pengolahan misalnya gaplek atau
tepung singkong.
5. Bungkil kedelai.
Bungkil
kedelai dihasilkan dari limbah pembuatan minyak kedelai. Bungkil
kedelai memiliki kandungan protein kurang lebih 42,7% dan kandungan
energi metabolisme mencapai 2240 Kkal/Kg, kandungan serat kasarnya
rendah kurang lebih 6%. Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam
dianjurkan tidak melebihi 40%. Bungkil kedelai memiliki kandungan
methionisne rendah, namun kekurangan methionisme dapat dipenuhi dengan
menggunakan tepung ikan atau methionisme buatan pabrik. Kacang kedelai
mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai pakan ayam karena
kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin, yang tidak tahan
terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah lebih dahulu.
b. Bahan Pakan Hewani.
Bahan
pakan hewani memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama protein.
Beberapa bahan sumber pakan asal hewani yang biasanya digunakan sebagai
penyusun ransum antara lain adalah; bekicot, serangga, cacing, tepung
ikan, tepung tulang, tepung udang dan tepung kerang. Saat ini, banyak
dibudidayakan sebagai bahan pakan alternatif yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan protein pada ransum ayam.
1. Tepung Ikan.
Tepung
ikan merupakan bahan pakan yang memiliki sumber protein tinggi. Tepung
ikan umumnya berasal dari sisa-sisa pengolahan ikan yang tidak terpakai.
Kandungan gizi tepung ikan berbeda-beda, sesuai dengan jenis ikannya.
Tepung ikan yang berasal dari sisa industri ikan kalengan atau limbah
tangkapan nelayan yang dijemur dengan panas matahari mempunyai kandungan
protein kasar berkisar 50 -55%. Selain sebagai sumber protein dengan
asam amino yang baik, tepung ikan juga merupakan sumber mineral dan
vitamin. Harganya yang cukup mahal, maka penggunaan tepung ikan
sebaiknya tidak lebih dari 10 %, hal ini dimaksudkan agar lebih efesien.
2. Tepung Udang
Tepung
udang merupakan bahan pakan alternatif yang memiliki kandungan protein
cukup tinggi yaitu berkisar 43 – 47%. Umumnya, tepung udang berasal dari
limbah industri udang, dan kualitas gizinya tergantung dari bagian yang
tergiling. Apabila bagian kepala dan kaki ikut tergiling tentu
kualitasnya lebih baik daripada hanya kulit udangnya saja.
3. Tepung Tulang
Tepung
tulang digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang umumnya
mengandung Calcium antara 24 - 25% dan Phospor antara 12-15%. Karena
sifatnya sebagai pelengkap, pemakaian tepung tulang hanya sedikit.
4. Tepung Kerang
Tepung
kerang merupakan sumber Calcium dengan kandungan Calcium-nya mencapai
hampir 36%. Peternak dapat memanfaatkan tepung kerang ini sebagai
alternative sumber Calcium untuk ransum, jika ketersediaannya melimpah
dan murah.
5. Bekicot
Bekicot
merupakan bahan pakan hewani yang mudah diperoleh di sekitar kita dan
mudah membudidayakannya. Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan
ayam, baik dalam bentuk basah segar, kering, atau dalam bentuk tepung.
Bekicot memiliki kandungan protein dalam bentuk basah (segar) 54,30%,
dalam bentuk kering 64,13 %, dalam bentuk tepung 24,80%. Untuk mengolah
bekicot menjadi pakan ayam yaitu dengan merendam daging bekicot dalam
larutan air dengan perbandingan 1 liter air 75 gr garam dapur selama 15
menit. Kemudian daging bekicot dicuci kemudian masukkan ke dalam air
mendidih selama 20 menit sampai masak. Penggunaan daging bekicot sebagai
pakan ayam dianjurkan tidak melebihi 10%. Selain dagingnya, cangkang
bekicot juga dapat digunakan sebagai pengganti tepung kapur.
Makanan Alternatif Untuk Makanan Unggas
4/
5
Oleh
Admin