Ilmupedia.web.id - Sehabis
panen padi, biasanya sebagian besar petani membakar jeraminya di lahan
sawah karena jerami dianggap mengganggu dalam pengolahan lahan terutama
jika menggunakan traktor. Sebagian petani ada juga yang meletakkan
jeraminya diatas pematang-pematang, yang apabila sering turun hujan maka
tanah pada pematang tersebut malah tanahnya menjadi terbis karena
tergerus air hujan. Petani tidak menyadari bahwa dengan pembakaran
jerami, akan terjadi kehilangan bahan organik pada lahannya, yang jika
dilakukan pada setiap musim tanam maka kandungan bahan organik tanah
sawah tersebut menjadi semakin berkurang. Disamping itu, pembakaran
jerami juga menghasilkan asap dan CO2 yang kurang baik bagi kesehatan.
Di
dalam jerami terdapat beberapa unsur hara yang berguna untuk tanaman
seperti Nitrogen dan Kalium. Dengan membakar jerami berarti sama saja
dengan membakar uang karena jerami yang dibakar tersebut sebenarnya
dapat membantu menggantikan pupuk KCl sebanyak 1 sak (50 kg). Berapa
rupiah yang dibakar petani karena ketidaktahuannya? Dengan mengembalikan
jerami padi ke lahan sawah, petani tidak perlu lagi memberikan pupuk
KCl. Dengan demikian akan menghemat biaya produksi.
Selain
dikembalikan langsung ke lahan sawah,. jerami padi dapat juga dijadikan
sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik (kompos). Jika petani
menganggap jerami menyulitkan dalam pengolahan menggunakan traktor maka
lebih baik dibuat kompos saja. Untuk membuat kompos yang berkualitas,
diperlukan decomposer yang sesuai dengan tujuan pemberian kompos. Jika
menginginkan kompos untuk menyuburkan tanah sekaligus mengendalikan hama
penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan oleh jamur, maka dapat
digunakan decomposer Trichoderma.
Cara pembuatan kompos jerami dengan menggunakan dekomposer Trichoderma adalah sebagai berikut:
Bahan yang diperlukan :
Jerami padi segar 1 m3 (1 m x 1 m X 1m), Urea 2 kg, SP-36 1 kg, Kapur 1 kg, pupuk kandang 20 kg dan starter trichoderma 0,5 kg.
Cara Pembuatan:
- Jerami segar direndam selama 1 malam. Perendaman ini bertujuan agar jerami tetap lembab.
- Bahan aktif (Urea, SP-36, kapur, pupuk kandang, starter trichoderma) dicampur dan diaduk sampai rata dan dibagi atas 4 bagian.
- Jerami ditumpuk 1 m3 dibagi atas 4 lapisan
- Pada lapisan jerami pertama (1/4 bagian jerami) ditaburkan bahan aktif ¼ bagian dan dipercikkan air untuk menjaga kelembabannya.
- Setelah itu, tumpukkan kembali lapisan jerami kedua (1/4 bagian jerami) dan taburkan kembali bahan aktifnya ¼ bagian. Demikian seterusnya hingga jerami habis. Tinggi tumpukan jerami sebaiknya kurang dari 1,5 m agar memudahkan dalam pembalikannya
- Tutup tumpukan dengan plastik agar terlindung dari hujan dan panas, atau dapat diletakkan ditempat yang terlindung
- Lakukan pembalikkan tumpukan jerami setiap minggu
- Kelembaban tumpukan jerami dijaga agar kadar airnya 60 – 80 % dengan cara menyiram/memercikkan air (kalau diremas jeraminya maka air tidak menetes)
- Kompos siap digunakan setelah 3 – 4 minggu.
Ciri-ciri Kompos yang sudah siap untuk digunakan:
- Berwarna coklat gelap sampai hitam, remah/gembur
- Bersuhu dingin
- Tidak berbau atau berbau daun lapuk
Mutu atau kualitas kompos
Kualitas kompos sangat tergantung kepada teknis pembuatan di lapangan. Untuk itu beberapa hal harus diperhatikan:
- Starter/biang trichoderma yang digunakan harus yang berkualitas baik. Trichoderma bisa diperoleh dari laboratorium BPTP/BPTPH/Dinas Pertanian/Perguruan tinggi atau di kios saprodi .
- Pembalikan kompos dilakukan tiap minggu karena mikro-organisme pengurai jerami yaitu trichoderma perlu aerasi atau penghawaan agar dapat bekerja secara optimal.
- Selain itu trichoderma juga memerlukan kelembaban yang tinggi untuk mengomposkan jerami.
Kandungan Beberapa Unsur Hara untuk 1 Ton Kompos Jerami Padi
Dari
1 ton jerami padi dapat diperoleh ½ ton sampai 2/3 ton kompos. Dengan
demikian jika kita ingin membuat 1 ton kompos, maka bahan baku jerami
yang disiapkan sekitar 1,5-2 ton jerami. Kandungan beberapa unsur hara
untuk 1 ton kompos jerami padi adalah : unsur makro Nitrogen (N) 2,11 %,
Fosfor (P2O5) 0,64%, Kalium (K2O) 7,7%, Kalsium (Ca) 4,2%, serta unsur
mikro Magnesium (Mg) 0,5%, Cu 20 ppm, Mn 684 ppm dan Zn 144 ppm.
Penulis : Ir. Sri Suryani M.R., M.Agr (DPW PERHIPTANI Provinsi Bengkulu). Sumber : perhiptani.org
Cara Membuat Pupuk Kompos Dari Jerami Padi
4/
5
Oleh
Admin