Berbagai Bentuk Usaha Lele
Ilmupedia.web.id - Sebagaimana
dipraktikkan oleh para petani, usaha produksi lele lokal maupun lele
dumbo dipisahkan menjadi usaha pembenihan dan usaha pembesaran. Pola
pengusahaan itu pada prinsipnya sama, tetapi dalam budi daya lele
istilah pembenihan/pendederan dan pembesaran ditentukan oleh ukuran lele
hasil panennya. Apabila ukuran lele hasil panen adalah ukuran konsumsi
maka disebut sebagai tahap pembesaran. Namun, bila ukuran lele hasil
panen adalah benih (akan dibesarkan lagi) maka disebut sebagai
pembenihan/pendederan.
Oleh
karena itu, ada istilah pembenihan I (hasilnya untuk didederkan lagi),
pembenihan ll (hasilnya untuk didederkan lagi), dan pembenihan lll
(merupakan pendederan terakhir karena pemeliharaan setelah tahap ini
adalah pembesaran). Jadi, walaupun benih yang ditebarkan berukuran l-3
cm, tetapi bila pemeliharaan yang dilakukan bertujuan untuk mencapai
ukuran konsumsi (hasil panen berupa lele ukuran konsumsi) maka
pemeliharaan itu disebut pembesaran.
1. Usaha pembenihan lele
Dalam usaha pembenihan, dikenal istilah pembenihan tahap I, pembenihan tahap ll, dan pembenihan tahap lll.
Usaha pembenihan tahap I
dilakukan
mulai dari pemeliharaan calon induk (lele yang sudah dewasa) kemudian
dikawinkan.Telur yang dihasilkan ditetaskan di kolam ipukan (kolam
pendederan) sampai benih berumur 12-15 haridengan ukuran panjang badan
2-3 cm. Benih sepertiinisudah dapat dijual. Dalam kegiatan pembenihan
tahap ll, benih dari usaha pembenihan I (umur 12-15 hari, panjang 2-3
cm)dipelihara lagioleh produsen benih tersebut atau oleh petani lain.
Benih tersebut dipelihara dalam kolam pemeliharaan benih selama 21-30
hari (3-4 minggu) sampai ukuran panjang badannya mencapai 5-6 cm. Benih
ukuran ini dapat dijual atau dipelihara lebih lanjut.
Benih dari usaha pembenihan ll
(umur
35-45 hari, panjang 5-6 cm) dipelihara lagi dalam usaha pembenihan
tahap lll selama 30 hari hingga ukuran panjangnya mencapai 10-'15 cm dan
berat 40-50 g per ekor. Benih besar ini disebut "gelondongan".
Selanjutnya benih gelondongan itu dipelihara dalam kolam pembesaran
dengan lama pemeliharaan 45-60 hari hingga ikan menjadi ukuran konsumsi
yang beratnya 125-150 g per ekor. Semakin besar ukuran benih, semakin
tahan terhadap penyakit sehingga jarang ada yang mati dalam
pemeliharaan. Dengan demikian, tingkat mortalitasnya makin rendah.
2. Usaha pembesaran lele
Dalam
usaha pembesaran, benih dari berbagai ukuran dipelihara hingga menjadi
lele ukuran konsumsi. jangka waktu pembesaran tergantung dari ukuran
benih waktu mulai dipelihara. Ada yang memulai dari ukuran ada pula yang
memeliharanya mulai dari benih berukuran 3-5 cm, 6-8 cm, atau dari
gelondongan ukuran 10-15 cm. Jangka waktu pemeliharaan berbeda-beda,
tergantung pada ukuran/berat ikan konsumsi yang akan dipanen.
Lahan untuk Budi Daya
Lele
dapat dibudidayakan di kolam pekarangan, di sawah, dan di kolam dengan
sistem longyam. Ada beberapa sistem budidaya perairan yang juga
berkembang di lndonesia, misalnya keramba jaring apung (kejapung, UA)
yang berada di danau atau rawa dan keramba dasar yang dibuat dari bambu
kemudian ditenggelamkan di dasar saluran/selokan. Namun, masyarakat
kurang berminat memelihara lele dalam keramba karena sistem budi daya
tersebut masing-masing mempunyai kelemahan. Sebagai contoh, keramba
dasar yang dipasang di dasar saluran, seperti di kota Cianjur dan
sekitarnya, menyebabkan ikan/lele yang dipelihara di dalamnya berbau
lumpur yang sulit dihilangkan. Pemeliharaan lele di KJA juga kurang
disukai karena biaya produkinya relatif mahal, sedangkan harga jual lele
relatif murah. Apalagi ditambah dengan pengaruh biaya pakan yang cukup
tinggi.terkecil,
Belum ada Komentar untuk "Berbagai Bentuk Usaha Lele"
Posting Komentar